Berdasarkan Survei: Banyak Wanita Ingin Punya Vagina 'Sempurna'
Jakarta, Sebuah film animasi yang bertujuan untuk mendorong perdebatan tentang munculnya fenomena semakin banyak wanita yang menginginkan 'vagina sempurna' telah diluncurkan.
Film yang diberi judul 'Centrefold' tersebut didanai oleh Wellcome Trust dan mengisahkan tentang tiga wanita yang mendiskusikan bagaimana prosedur labiaplasty, operasi peremajaan labia (bibir vagina) bagian dalam akan mempengaruhi kehidupan mereka.
Tahun lalu lebih dari 2.000 operasi labiaplasty telah disponsori oleh National Health Service (NHS) Inggris dan dalam lima tahun belakangan telah terjadi peningkatan permintaan hingga lima kali lipat.
Para pakar percaya bahwa jumlah totalnya cenderung lebih tinggi jika mempertimbangkan layanan operasi yang disediakan sektor swasta dimana sekali operasi akan menghabiskan biaya sebesar 3.000 poundsterling.
Meski permintaan terhadap operasi labiaplasty meningkat, namun NHS mengaku tak memiliki panduan khusus terkait ukuran dan bentuk normal organ reproduksi wanita tersebut.
Masalahnya, peneliti mengaku sedikit informasi yang diketahui tentang dampak jangka dari operasi tersebut, termasuk informasi tentang kekhawatiran kepada wanita yang tidak mendapatkan dukungan psikologis yang memadai sebelum menjalani operasi.
Oleh karena itu, Dr. Lih-Mei Liao, seorang psikolog konsultan klinis dari University College London Hospitals mengatakan bahwa wanita yang menginginkan labiaplasty membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk mendiskusikan kekhawatirannya sebelum menjalani operasi tersebut.
"Kekhawatiran terhadap labia-nya merupakan sesuatu yang berkaitan dengan kondisi psikologis. Ketika seorang wanita mengaku khawatir dengan labia-nya, dokter bedah mungkin hanya mendengar kata 'labia' dan mengoperasinya, namun sebaliknya saya mendengar kata 'khawatir'," terang Liao.
"Sulit jika operasi semacam ini dikatakan sebagai solusi utama. Hal ini tentu akan membuat wanita yang akan menjalani operasi ini mengalami kesulitan psikologis untuk menghadapi apa yang sedang terjadi. Psikolog pun tak menilai operasi sebagai solusi yang jelas untuk mengatasi hal ini," lanjutnya seperti dilansir dari newkerala, Kamis (26/7/2012).
Untuk menanggapi kekhawatiran semacam ini, British Association of Aesthetic Plastic Surgeons meminta pemindaian psikologis terhadap calon pasien berbagai bedah kecantikan. Dalam laporan terbarunya dikatakan bahwa pengecekan kondisi psikologis secara rutin hanya dilakukan oleh kurang dari 35 persen klinik bedah kecantikan di seluruh Inggris.
Dr. Liao percaya bahwa kecemasan atau ketidakpuasan wanita terkait bagian terpenting dalam hidupnya itu bisa jadi menunjukkan kekhawatirannya terhadap imej tubuhnya. "Operasi boleh saja dilakukan, tapi prosedur ini harus dilihat sebagai solusi ekstrim," katanya.
Seorang konsultan ginekolog Dr. Sarah Creighton mengaku pernah menjumpai gadis berusia 11 tahun yang menginginkan prosedur operasi itu di kliniknya.
Creighton menemukan meski presentase wanita yang memang memiliki labia abnormal cukup kecil namun dalam sebagian besar kasus yang ada malah banyak wanita yang menginginkan labia berukuran normal, pungkasnya.
Tidak ada komentar: