Ganjar Desak Jokowi Tuntaskan Seteru KPK vs Polri
Weberita.com - Ganjar Pranowo, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, meminta Presiden Joko Widodo untuk segera mengambil keputusan terkait persoalan yang sedang melilit dua lembaga penegak hukum, Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri.
"Sekarang bola sudah berada di depan gawang, tinggal ditendang. Jika tidak ditendang, maka Jokowi akan terlihat tidak seperti biasanya, yang cepat mengambil keputusan," ujarnya saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (25/1).
Sebagaimana diketahui, tiga peristiwa hukum penting terjadi dalam dua pekan terakhir. Setelah komisi antirasuah menetapkan calon Kapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi tersangka kasus dugaan gratifikasi, giliran Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto yang dipidanakan Bareskrim Polri akibat dugaan menyuruh seseorang bersaksi palsu di depan pengadilan.
Terakhir, kolega Bambang di KPK, Adnan Pandu Praja dilaporkan ke Bareskrim Polri menyangkut dugaan pengambilalihan paksa saham milik PT Desy Timber.
"Persoalan individu jangan sampai menghalangi kepentingan lembaga. Ini tidak boleh dibiarkan menjadi bola liar," kata Ganjar.
Gubernur Jawa Tengah ini juga ingin meyakinkan kolega satu partainya itu untuk tidak takut mengambil keputusan. Ganjar berkata, semua keputusan politik pasti memiliki risiko. "Negara sudah dalam keadaan bahaya," lanjutnya.
Ketika dikonfirmasi keputusan seperti apa yang direkomendasikannya kepada Jokowi, Ganjar enggan berbicara banyak. Ia hanya menuturkan, sudah bertemu beberapa orang penting di partai berlambang banteng untuk menyampaikan pemikirannya.
Ganjar juga mengaku tidak mengetahui pertemuan pimpinan parpol pengusung Koalisi Indonesia Hebat di rumah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, di Teuku Umar, Menteng. "Saya bukan siapa-siapa," ucapnya.
Detikom
"Sekarang bola sudah berada di depan gawang, tinggal ditendang. Jika tidak ditendang, maka Jokowi akan terlihat tidak seperti biasanya, yang cepat mengambil keputusan," ujarnya saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (25/1).
Sebagaimana diketahui, tiga peristiwa hukum penting terjadi dalam dua pekan terakhir. Setelah komisi antirasuah menetapkan calon Kapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi tersangka kasus dugaan gratifikasi, giliran Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto yang dipidanakan Bareskrim Polri akibat dugaan menyuruh seseorang bersaksi palsu di depan pengadilan.
Terakhir, kolega Bambang di KPK, Adnan Pandu Praja dilaporkan ke Bareskrim Polri menyangkut dugaan pengambilalihan paksa saham milik PT Desy Timber.
"Persoalan individu jangan sampai menghalangi kepentingan lembaga. Ini tidak boleh dibiarkan menjadi bola liar," kata Ganjar.
Gubernur Jawa Tengah ini juga ingin meyakinkan kolega satu partainya itu untuk tidak takut mengambil keputusan. Ganjar berkata, semua keputusan politik pasti memiliki risiko. "Negara sudah dalam keadaan bahaya," lanjutnya.
Ketika dikonfirmasi keputusan seperti apa yang direkomendasikannya kepada Jokowi, Ganjar enggan berbicara banyak. Ia hanya menuturkan, sudah bertemu beberapa orang penting di partai berlambang banteng untuk menyampaikan pemikirannya.
Ganjar juga mengaku tidak mengetahui pertemuan pimpinan parpol pengusung Koalisi Indonesia Hebat di rumah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, di Teuku Umar, Menteng. "Saya bukan siapa-siapa," ucapnya.
Detikom
Tidak ada komentar: